Lionel Messi
Argentina boleh bangga memiliki pesepak bola yang satu ini. Lionel Messi senantiasa mengukir prestasi di kancak sepak bola dunia. Akhir tahun ini pun, Messi kembali mengoleksi penghargaan individunya. Pria kelahiran Rosari tersebut mendapatkan penghargaan dari L’Equipe (harian ternama di Paris) sebagai atlet terbaik tahun ini.
Pria kelahiran Rosario ini menjadi pesepak bola kelima yang meraih penghargaan sejak adanya penghargaan L’Equipe pada tahun 1980. Beberapa pesepakbola yang pernah mendapat penghargaan ini antara lain Zinedine Zidane (1998), Romario (1994), Diego Maradona (1986) dan Paolo Rossi (1982). Mesri menjadi atlet terbaik setelah mengalahkan Novak Djokovic, petenis nomor satu dunia yang menduduki peringkat kedua dan juara dunia F1, Sebastian Vettel yang menduduki peringkat ketiga. Dengan demikian Lionell Messi berhak atas trofi Champions des Champions yang merupakan tropi juara dari para juara.
Sepak terjang Messi dalam Barca tak tergantikan sepanjang tahun 2011 ini. Pria kelahiran 24 Juni 1987 ini telah berturut-turut memenangkan Liga Champions, Piala Super Spanyol dan Eropa, Liga Spanyol dan kemenangan akhir-akhir ini diraih di Piala Dunia Antarklub. Pada Primera Liga Spanyol tahun 2005, Messi menjadi pemain termuda yang pernah mencetak gol dalam timnya. Pada La Liga Primera Spanyol dan Liga Champions Messi berpeluang besar untuk menjadi topskor dalam liga tersebut. Kontribusinya pada Piala Dunia 2006 juga tidak kalah menarik. Ketika menghadapi Serbia-Montenegro Messi menjadi pemain termuda yang tampil untuk argentina. Tidak cukup sampai disini, Pemain yang dijuluki “ Diego Maradona Baru” ini mencetak rekor sebagai pencetak gol termuda dan kekenam sepanjang sejarah Piala Dunia.
Selain meraih penghargaan di bidang sepak bola, pemain kidal ini berhasil memecahkan rekor gol ke gawang lawan. Tercatat total gol yang telah berhasil membobol gawang lawan sebanyak 48 gol dari 46 permainannya. Messi pun berpotensi untuk mencetak lebih dari 50 gol sehingga ia berhak tercatat sebagai pemai tersubur di dunia.
Segala prestasi dan kelebihan Lionel Messi bukan tanpa kekurangan. Jika pada turnamen tersebut Messi bertemu dengan Jose Mourinho yang membimbing Real Madrid, Messi bisa kehilangan potensi serta produktifitasnya.
Hal tersebut terlihat pada delapan pertemuan dengan Messi dimana Messi tidak mampu menjebol gawang anak asuh Mourinho, baik itu Chelsea, Real Madrid dan Inter Milan. Prestasi serta rekor yang telah dicetk Messi tentunya akan menjadi sejarah berjanyanya dunia sepak bola. Segala prestasi yang telah di ukir oleh para atlet pesepak bola nantinya akan menghasilkan sebuah peradaban tersendiri dalam kancah dunia sepak bola internasional. Pada tahun-tahun berikutnya harapannya akan ada pengganti Lionel Messi yang meneruskan tongkat estafet prestasinya.
Marahi Wasit Dihukum!
ROMA - Manajer Inter Milan, Claudio Ranieri, mendapat sanksi tidak boleh mendampingi timnya untuk satu pertandingan, menyusul kemarahan yang dia tumpahkan kepada wasit yang dianggap menjadi penyebab kekalahan Inter 0-3 atas Napoli, Sabtu (1/10) lalu.
Ranieri meluapkan kemarahannya kepada wasit Gianluca Rocchi saat turun minum, karena telah mengusir Joel Obi setelah pemain tersebut mendapat kartu kuning kedua. Tayangan ulang televisi menunjukkan, pemain asal Nigeria itu melakukan tekel dengan baik namun diberi kartu kuning. Sedangkan pelanggaran yang dia lakukan dan berakibat wasit memberi kartu kuning kedua serta menghadiahi Napoli tendangan penalti, terjadi di luar kotak terlarang.
Obi juga diberi sanksi larangan satu pertandingan, sementara pemain Inter lainnya, Ivan Cordoba dan Diego Milito masing-masing didenda 10 ribu euro, sedangkan kapten Javier Zanetti 1.500 euro karena kecaman yang mereka arahkan kepada wasit Rocchi. (AFP)
Marcelo Lippi Jagokan Juventus Raih Scudetto
TRIBUNNEWS.COM, TURIN - Kesuksesan Juventus mengalahkan AC Milan dengan dua gol tanpa balas, Ahad (3/10/2011), membuat tim asal Turin itu dinobatkan menjadi salah satu kandidat kuat juara. Pendapat ini pun didukung eks pelatih Juve, Marcello Lippi.
Lewat dua gol yang dicetak oleh Claudio Marchisio, Juventus mampu mengungguli tamunya AC Milan di laga terakhir pada pekan kelima Serie A, Senin (3/10/2011) dini hari WIB.
Hasil ini juga membawa tim besutan Antonio Conte itu bertengger di puncak klasemen sementara Liga Italia, dengan torehan 11 poin dan unggul selisih gol atas Udinese, yang sama-sama mengantongi 11 angka.
Pasca kemenangan atas I Rossoneri itu, sejumlah pengamat dan media di Italia menganggap Juventus sebagai salah satu kandidat utama peraih Scudetto musim ini. Pandangan itu diamini oleh Marcello Lippi. Menurutnya, Juve telah memiliki semua modal untuk bisa merebut Scudetto dari Il Diavolo.
"Kemenangan 2-0 atas AC Milan lebih dari sekedar tiga angka. Pertandingan itu adalah ujian kepercayaan diri Juventus. Akhirnya mereka menemukan kembali identitasnya lewat kemenangan besar pertama mereka di stadion baru Juventus," kata pelatih yang sempat dua kali menujangi Juve itu, yakni pada 1994-1999 dan pada 2001-2004.
"Di laga tersebut, Juve terlihat memiliki antusiasme, semangat kompetisi yang baik, kedewasaan dalam hal taktik dan teknik, dan solidnya organisasi permainan. Selain itu mereka juga masih memiliki potensi yang cukup besar, yaitu dari pemain-pemain baru, seperti Eljerio Elia dan Estigarribia," sambung Lippi seperti dilansir football-italia, Selasa (4/10/2011).
Pemain Sepak Bola mahal Makan Gaji buta
Mau tahu pemain-pemain top yang makan gaji buta alias hanya jadi pemanis bangku cadangan?
Dimitar Berbatov
Manchester United harus mengeluarkan uang sebanyak 30 juta poundsterling (Rp 420 miliar) untuk bisa membawa keluar Dimitar Berbatov dari markas Tottenham Hotspur. Sayang, penampilan Berbatov berbanding terbalik dengan harga belinya. Sejak masuk ke Old Trafford pada 1 September 2008, Berba baru mencetak 47 gol dari 133 penampilan.
Manchester United harus mengeluarkan uang sebanyak 30 juta poundsterling (Rp 420 miliar) untuk bisa membawa keluar Dimitar Berbatov dari markas Tottenham Hotspur. Sayang, penampilan Berbatov berbanding terbalik dengan harga belinya. Sejak masuk ke Old Trafford pada 1 September 2008, Berba baru mencetak 47 gol dari 133 penampilan.
Musim
2010/2011 bisa dibilang adalah musim terbaik pemain kelahiran 30
Januari 1981 itu. Berbatov mencetak 20 gol di Liga Inggris,
menjadikannya pencetak gol terbanyak dalam satu musim bersama Carlos
Tevez, penyerang Manchester City.
Musim ini Berbatov mulai terpinggirkan oleh dua penxerang muda United, Danny Welbeck danJavier "Chicharito" Hernandez.
Welbeck tampil cemerlang di pra-musim dan awal musim Liga Inggris.
Sedangkan Chicharito sudah menjadi pesaing kuat Berba sejak musim lalu
dengan 20 gol di semua ajang yang diikuti Setan Merah.
Sedangkan posisi Wayne Rooney sulit
digantikan, kecuali ia sedang cedera atau dilarang bermain. Sepertinya
Berba akan semakin sering duduk di bangku cadangan dan hanya menunggu
giliran bermain jika kondisi Welbeck dan Chicharito fit.
Carlos Tevez
Tevez menjadi bintang dan inspirasi Manchester City musim lalu. Dengan 20 gol serta gaya bermain yang eskplosif, Tevez membantu City meraih gelar Piala FA dan peringkat tiga di klasemen akhir Liga Inggris.
Tevez menjadi bintang dan inspirasi Manchester City musim lalu. Dengan 20 gol serta gaya bermain yang eskplosif, Tevez membantu City meraih gelar Piala FA dan peringkat tiga di klasemen akhir Liga Inggris.
Di akhir
musim, Tevez meminta agar dirinya dijual. Alasannya ia dan keluarganya
tidak lagi betah tinggal di Manchester. Namun karena harganya Tevez
mahal dan gajinya setinggi langit, tak ada klub yang berminat kepadanya.
Tevez
dikabarkan bernilai 47 juta poundsterling (Rp 658 miliar) dan digaji
sekitar 200 ribu poundsterling per pekan (Rp 2,8 miliar).
Di awal musim 2011/2012, pelatih Roberto Mancini mendatangkan rekan Tevez di timnas Argentina,Sergio Aguero. Keputusan Mancini tersebut jitu. Duet Aguero dan Edin Dzeko, yang datang pertengahan musim lalu, ternyata sangat mematikan.
Aguero
mencetak delapan gol, sedangkan Dzeko sudah menghasilkan enam gol. Tak
heran jika Tevez cuma jadi pelapis duet maut City tersebut.
Mario Balotelli
Si bengal Mario Balotelli termasuk pemain yang beruntung. Masih muda sudah bermain di dua klub top Eropa, Inter Milan dan Manchester City — yang mengeluarkan 23 juta poundsterling (Rp 322 miliar) untuk memboyongnya dari Inter pada Agustus 2010 lalu.
Si bengal Mario Balotelli termasuk pemain yang beruntung. Masih muda sudah bermain di dua klub top Eropa, Inter Milan dan Manchester City — yang mengeluarkan 23 juta poundsterling (Rp 322 miliar) untuk memboyongnya dari Inter pada Agustus 2010 lalu.
Tapi
apa hasilnya? Balotelli cuma bermain di 12 laga di semua ajang yang
diikuti City. Musim ini lebih parah: ia baru merumput selama 18 menit
saja. Ditambah perangainya yang ugal-ugalan, Balotelli memang bukan
contoh pemain yang layak ditiru.
Kaka
Kaka bisa dinobatkan sebagai pemain termahal di dunia yang lebih banyak menghangatkan bangku cadangan. Ia sebenarnya pemain dengan talenta hebat sebagai gelandang serang. Sewaktu membelaAC Milan, peran Kaka sangat penting. Ia bukan cuma jago mengirim umpan matang dan mengatur jalannya permainan, tapi juga piawai mencetak gol.
Kaka bisa dinobatkan sebagai pemain termahal di dunia yang lebih banyak menghangatkan bangku cadangan. Ia sebenarnya pemain dengan talenta hebat sebagai gelandang serang. Sewaktu membelaAC Milan, peran Kaka sangat penting. Ia bukan cuma jago mengirim umpan matang dan mengatur jalannya permainan, tapi juga piawai mencetak gol.
Milan rela melepas Kaka ke Real Madrid dengan
harga 55 juta poundsterling (Rp 770 miliar) di musim panas 2009 lalu.
Namun karena cedera yang datang dan pergi, ditambah kehadiran pelatihJose Mourinho, peran Kaka semakin terpinggirkan.
Apalagi Madrid membeli pemain muda berbakat asal Jerman, Mesut Oezil di awal musim 2010/2011 lalu. Oezil pun langsung jadi tulang punggung Madrid dan menjadi penyumbang assist terbanyak untuk klub ibukota.
Ditambah masuknya beberapa pemain seperti Nuri Sahin dan Hamit Altintop, Kaka sepertinya semakin sulit masuk dalam daftar pemain pembuka (starting eleven).
Sudah saatnya PSSI punya direktur
sebagai organisasi tertinggi penyelenggara dan pembinaan sepak bola di Indonesia punya tanggung jawab yang tidak ringan. PSSI bertanggung jawab menyelenggarakan kompetisi dalam negeri yang muaranya ialah tim nasional yang tangguh dan berprestasi.Karena sepak bola adalah olahraga terpopuler di negeri ini tak heran jika PSSI sering menjadi sorotan masyarakat dan media serta ajang perebutan kekuasaan kekuatan politik.
Meski Indonesia negara yang sangat luas dan berpenduduk lebih dari 220 juta orang, prestasi sepak bola nasional sangat memprihatinkan. Dari peringkat dunia terbaru yang dirilis oleh FIFA, Indonesia menduduki peringkat 131 dunia, di bawah Thailand (120) dan Singapura-Vietnam (129).
Padahal dukungan masyarakat tidak pernah surut untuk tim nasional Indonesia. Pemain bintang pun selalu muncul di setiap zamannya, mulai era Ronny Pattinarasani, Rusdy Bahalwan, Danurwindo, Iswadi Idris, Bambang Nurdiansyah, Ruly Nere, Ricky Yakobi, Kurniawan Dwi Yulianto hingga Bambang Pamungkas dan Irfan Bachdim. Roda kompetisi pun sudah bergulir di tanah air sejak akhir 1970-an lewat kompetisi Perserikatan, Galatama sampai Liga Super Indonesia (LSI).
Tapi tetap saja hasilnya nol besar!
Apa yang kurang? Sebenarnya jika ditelusuri satu persatu tentu penyakit sepak bola Indonesia sangat banyak. Mulai dari fasilitas lapangan sepak bola, stadion, sekolah/akademi sampai sumber daya manusianya yang jumlah dan mutunya rendah.
Bayangkan selama 30 tahun lebih masyarakat sepak bola cuma mengenal satu stadion berstandar FIFA yaitu stadion Gelora Bung Karno Senayan.
Kini pengurus PSSI yang baru pimpinan Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman punya tugas yang 'sama' dengan pengurus-pengurus lalu: 1. Menghasilkan kompetisi yang profesional dan bermutu; 2. Tim nasional Indonesia yang punya prestasi mengkilap mulai dari level junior sampai senior.
Di banyak federasi sepak bola di Eropa, Amerika Latin sampai beberapa negara Asia, mereka memiliki jabatan Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi.
Direktur Teknik bertanggung jawab merumuskan konsep dan landasan tim nasional akan seperti apa dalam lima, 10, 15 atau 25 tahun ke depan. Baik untuk di level senior sampai tingkat junior (kelompok umur). Seperti pola pembinaan dan pembibitan pemain muda, kaderisasi jenjang karier pemain di tim nasional, gaya permainan tim nasional, turnamen besar yang menjadi target juara, pola pemusatan pelatihan tim nasional sampai formasi saat bermain.
Direktur Teknik juga bertanggung jawab memilih atau memberikan syarat-syarat sosok pelatih kepala dan staf pendukung kepelatihan yang akan ditunjuk bagi tim nasional. Syarat-syarat tersebut tentunya dibuat berdasarkan kebutuhan tim nasional, rencana yang sudah disusun, kultur sepak bola Indonesia sampai turnamen yang akan dihadapi. Dan semuanya dibuat untuk rencana jangka panjang.
Direktur Teknik bisa menyetujui atau menolak calon pelatih sampai staf kepelatihan yang akan ditunjuk. Sebaiknya jabatan Direktur Teknik diduduki secara kolektif karena tugasnya tidak hanya mencakup satu bidang saja.
Jika PSSI memiliki fungsi Direktur Teknik, maka kasus 'asal pecat' yang menimpa pelatih Alfred Riedl tidak akan terjadi. Penunjukan atau pemecatan pelatih dan stafnya didasarkan oleh kebutuhan tim dan analisis dari tim Direktur Teknik. Ketua Umum PSSI dan anggota komite eksekutif membuat keputusan yang berkaitan dengan tim nasional berdasarkan rekomendasi dari Direktur Teknik.
Untuk Direktur Kompetisi tugasnya tak kalah berat. Menyusun konsep dan menjalankan roda kompetisi. Mulai dari aturan, sisi bisnis, sarana dan prasarana, sumber daya manusia sampai pembinaan pemain muda. Direktur Kompetisi harus bisa membuat kompetisi liga Indonesia berjalan dengan penuh profesionalisme, tanpa pengaturan skor dan mementingkan pembinaan pemain muda. Termasuk jadwal kompetisi dalam negeri yang disesuaikan dengan kalendar internasional FIFA.
Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi harus punya kesepahaman, visi dan misi yang sama mengenai pola pembinaan pemain muda yang akan dijabarkan ke semua klub peserta liga, mulai dari kasta teratas sampai yang amatir. Karena di klub-lah ujung tombak pembinaan pemain muda yang berkualitas.
Dua posisi ini selama bertahun-tahun selalu dilupakan oleh para pengurus PSSI. Di era Nurdin Halid ada Badan Tim Nasional (BTN) dan Badan Liga Indonesia (BLI). BTN mengurusi persiapan tim nasional sedangkan BLI bertanggung jawab terhadap tetek bengek roda kompetisi LSI, Divisi Utama, Divisi 1 dan 2 sampai Liga Amatir.
Sayangnya dua lembaga ini, harus diakui, diisi oleh orang-orang yang 'dekat' dengan pengurus atau 'pemodal' PSSI. Bukan orang-orang yang berprestasi, paham atau berpengalaman lama di sepak bola. Hasilnya: Kita semua bisa menilainya.
Sudah saatnya PSSI di era Djohar Arifin menggunakan tenaga-tenaga profesional, berpengalaman dan berprestasi untuk jabatan Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi. Mereka bisa kita sewa dari beberapa negara yang sepak bolanya terbukti maju. Bisa dari Jepang, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Spanyol atau Belanda.
Untuk posisi Direktur Teknik, PSSI bisa mengontrak mantan pemain atau mantan pelatih asing yang sudah terbukti memiliki prestasi internasional. Sang Direktur Teknik bisa membawa staf 'pilihannya' yang akan ditugasi mengurusi pembinaan pemain muda, timnas senior, timnas junior, stamina pemain, mental, gizi, urusan medis sampai sport science.
Namun mereka tak boleh menjabat di posisi pelatih kepala atau staf kepelatihan tim nasional. Tugas mereka mengawasi, memberikan supervisi dan koreksi kepada pelatih kepala dan staf kepelatihan timnas berdasarkan rencana yang sudah disusun.
Begitupula di jabatan Direktur Kompetisi. Kita bisa menyewa tenaga-tenaga konsultan profesional yang punya pengalaman menyelenggarakan kompetisi sepak bola yang profesional dan modern. Tugas mereka juga bukan cuma memberikan masukan, tapi terjun langsung, membuat aturan dan mengambil keputusan strategis mengenai roda kompetisi tanah air.
Untuk merealisasikan hal-hal seperti di atas tentu butuh dana yang banyak. Karena mempekerjakan tenaga-tenaga asing yang profesional tidaklah murah. Ini menjadi tugas PSSI untuk mencari sponsor dan mempertanggungjawabkan secara terbuka penggunaan dananya.
Pemerintah pun tak boleh menutup mata untuk hal ini. Menyediakan dana dan sarana pendukung membutuhkan peran pemerintah pusat.
Kita semua harus mengakui kalau kualitas dan integritas sebagian pelaku sepak bola di tanah air masih tidak bermutu. Sebagian dari mereka lebih mengutamakan kepentingan kelompok, partai politik sampai memperkaya diri sendiri.
Jika ingin sepak bola Indonesia berprestasi internasional memang dibutuhkan pengorbanan yang banyak, menekan ego pribadi, kelompok dan partai politik.
Dan ingat, jika sepak bola, juga olahraga Indonesia berprestasi, lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dan bendera merah putih bisa berada di atas simbol-simbol bangsa lain.







0 komentar:
Posting Komentar